Kamis, 25 November 2010

Perlukah Sapma PP Kota Bandung Punya Peraturan Tambahan?

Hasil dan rekomendasi dari  Forum Group Discussion (FGD) Sapma PP Kota Bandung, 20 November 2010 


oleh : Santana Ilham (Sapma PP Kota Bandung, Komisariat Pelajar)




Yang perlu diatur antara lain :
  • -          Aturan mengenai rekruitment atau penerimaan anggota baru.
  • -          Aturan mengenai umur anggota dan status anggota Sapma
  • -          Aturan mengenai pemilihan atau musyawarah pemilihan pemimpin
  • -          Aturan mengenai Masalah PO SAPMA
  • -          Aturan mengenai Komisariat harus membatu kinerja cabang (harus di atur)
  • -          Aturan mengenai perlu ada nya SOP ( standar operational prosedur)
  • -          Aturan mengenai Harus ada nya aturan membuat surat (kop surat,nomor,font,ukuran,font,dll)
  • -          Aturan mengenai Aturan ngumpul
  • -          Aturan mengenai Tujuan memenuhi aturan
  • -          Aturan mengenai arah kerja komisariat
  • -          Aturan mengenai pembinaan mental
  • -          Aturan mengenai fungsi dan tugas kepengurusan
  • -          Untuk masuk sapma tidak boleh terlibat dengan masalah/kasus
  • -          Setiap rapat harus ada acara menarik agar tidak ada kejenuhan
  • -          Setiap anggota harus mau di bebani tanggung jawab
  • -          SOP(standar operational procedur) jgn sampai berbeda-beda
  • -          Sapma harus ada nya system seperti MLM dan positif agar image buruk terhapus kan

Penegasan untuk Atribut :
  • -          Rekomendasi untuk OKA penertiban atribut
  • -          Pengunaan atribut harus di atur
  • -          Jenis atribut harus di itung
  • -          Pin/lencana harus di atur (sebaik nya tidak boleh memakai sembarangan)
  • -          Untuk membeli atribut di harap kan iji terdahulu ke pihak SAPMA agar tertib

Kehadiran
  • -          60% harus hadir
  • -          3x berturut-turut tidak hadir harus di beri sangsi/SP1

Terbentuknya suatu peraturan haruslah memenuhi syarat seperti :
  • -          Harus ada sangsi dan bukti
  • -          Harus ada nya memanagement diri
  • -          Sepakat melalui musyawarah
  • -          Di sah kan oleh Pembina
  • -          Aturan jangan sampai menjadi bentrok

Rabu, 10 November 2010

Mengetahui dan Memahami Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) serta Peraturan Organisasi (PO) Pemuda Pancasila sebagai Landasan Dasar Pelaksanaan Organisasi

Materi Pengahantar Forum Group Discussion (FGD) Sapma PP Kota Bandung, 10 November 2010 

Oleh : Malikkul Shaleh dan Vino Febriyanto

Berangkat dari apa yang terkandung dalam pengertian sebuah organisasi, bahwa organisasi adalah sekumpulan orang yang memiliki kesamaan cara pandang yang kemudian melakukan upaya bersama untuk mencapai apa yang menjadi sebuah tujuan bersama. Agar dalam pencapaian tujuan dapat sesuai dengan apa yang inginkan, maka perlu ada sebuah acuan mekanisme kerja. Dalam organisasi ini disebut sebagai Anggaran Dasar (AD). AD juga dipandang sebagai DASAR pengambilan sumber peraturan/ hukum dalam konteks tertentu dalam sebuah organisasi. Sedangkan Anggaran Rumah Tangga (ART), berfungsi menerangkan hal-hal yang belum spesifik atau belum tercantum dalam AD. ART adalah perincian pelaksanaan dari AD. Hal-hal yang tercantum dalam AD/ART sebuah organisasi akan bergantung dari fokus perhatian organisasi tersebut kepada suatu hal. Tidak semua hal-hal dasar dicantumkan di dalam AD/ART, tergantung sejauh mana organisasi tersebut menganggap penting hal tersebut. 

Atas dasar penggilan sejarah dan tanggung jawab sebagai penerus perjuangan cita-cita bangsa, maka dibentuklah Pemuda Pancasila. Hal mendasar yang ini tercantum dalam AD Pemuda Pancasila yaitu pada Mukadimah (pemukaan) yang terdiri dari 4 paragraf berisikan latar belakang berdirinya Pemuda Pancasila.
AD Pemuda Pancasila memuat 17 bab dan 30 pasal yang mengatur tentang hal-hal dasar dan bersifat prinsip bagi organisasi Pemuda Pancasila, yaitu

NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN ( 3 pasal)
AZAS DAN TUJUAN ( 2 pasal)
STATUS DAN SIFAT ( 2 pasal)
POKOK-POKOK PERJUANGAN ( 1 pasal)
IKRAR, TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN ( 1 pasal)
LAMBANG DAN ATRIBUT ( 2 pasal)
KEANGGOTAAN ( 1 pasal)
KEDAULATAN ( 1 pasal)
TINGKATAN, KEDUDUKAN DAN PIMPINAN ( 2 pasal)
LEMBAGA, BADAN, YAYASAN DAN KOPERASI ( 1 pasal)
PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI ( 1 pasal)
MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT ( 7 pasal)
QUORUM DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ( 2 pasal)
KEUANGAN DAN KEKAYAAN ORGANISASI ( 2 pasal)
KETENTUAN KHUSUS ( 1 pasal)
PERATURAN PERALIHAN ( 1 pasal)
PENUTUP ( 1 pasal)
ART Pemuda Pancasila memuat 19 bab dan 72 pasal, yaitu :

IKRAR,TEKAD, SEMBOYAN SALAM PERJUANGAN DAN LAGU PERJUANGAN (5 pasal)
LAMBANG DAN ATRIBUT (2 pasal)
KEANGGOTAAN (6 pasal)
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA (2 pasal)
BERHENTINYA ANGGOTA (1 pasal)
SANKSI – SANKSI (3 pasal)
KADER (1 pasal)
PERSYARATAN DASAR ORGANISASI (1 pasal)
MASA BAKTI (1 pasal)
BIDANG -BIDANG (1 pasal)
SUSUNAN DAN KOMPOSISI PENGURUS (8 pasal)
SUSUNAN DAN KOMPOSISI MAJELIS PERTIMBANGAN DAN 
PENASEHAT ORGANISASI (4 pasal)
LEMBAGA, BADAN, YAYASAN DAN KOPERASI (1 pasal)
PERWAKILAN PEMUDA PANCASILA DI LUAR NEGERI (1 pasal)
WEWENANG DAN TUGAS POKOK (13 pasal)
KEKUASAAN, WEWENANG MUSYAWARAH DAN RAPAT-RAPAT (19 pasal)
HUBUNGAN LEMBAGA DAN BADAN DENGAN  
MAJELIS PIMPINAN PEMUDA PANCASILA (1 pasal)
PERATURAN PERALIHAN (1 pasal)
PENUTUP (1 pasal)

Peraturan Organisasi (PO) Pemuda Pancasila memuat 10 bab dan 50 pasal sebagai optimalisasi pelaksanaan ketetapan-ketetapan hasil Mubes Pemuda Pancasila dengan tujuan mengsinkronisasikan, menyelaraskan, dan mengintegrasikan tugas dan tanggung jawab.

Satu Bab yang mengatur mengenai Kelengkapan Kerja, yaitu  Bab IV, pasal 11 tentang Kelengkapan Kerja. Disana disebutkan bahwa alat kelengkapan kerja fungsionaris Ormas Pemuda Pancasila di semua tingkatan yang salah satunya adalah Lembaga-lembaga dan Badan-badan, seperti Satuan Pelajar Mahasiswa. Dan pada Bab IV, pasal 46 disebutkan bahwa tata hubungan fungsionaris Majelis Pimpinan dengan Fungsionaris Lembaga atau Badan bersifat instruktif dan koordinatif.

Pada Peraturan Organisai Satuan Pelajar Mahasiswa (Sapma) Pemuda Pancasila, didalamnya memuat 10 bab dan 14 meliputi, yaitu :

KETENTUAN UMUM (1 pasal)
LAMBANG DAN ATRIBUT (1 pasal)
KEDUDUKAN (1 pasal)
FUNGSI DAN TUGAS (2 pasal)
TATA HUBUNGAN LEMBAGA SAPMA PEMUDA PANCASILA DENGAN MAJELIS PIMPINAN (1 pasal)
KOMPOSISI KEPENGURUSAN (4 pasal)
KEANGGOTAAN (1 pasal)
MEKANISME PEMBENTUKAN (1 pasal)
MASA BAKTI (1 pasal)
PENUTUP (1 pasal)

Secara prinsip, PO Sapma PP telah memuat hal-hal dasar dan prinsip bagi pelaksanaan lembaga Sapma itu sendiri, namun pada tataran yang lebih teknis masih belum semuanya terpenuhi. Belum lagi pada Bab II, pasal 2 misalnya, makna yang terkandung didalam pasal tersebut kurang jelas dan juga rujukan diatasnya yang tidak ditulis secara jelas. Dengan demikian, perlu ada sebuah aturan tambahan atau sesuatu yang lebih komprehensif mengatur tata kerja Sapma mulai dari tingkat komisariat hingga tinggat yang lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan agar terjadi keselarasan dan keteraturan dalam menjalankan organisasi. 

Aturan tambahan yang terbentuk bisa bersifat internal sesuai dengan kebutuhan di setiap tingkatan tertentu. Aturan tambahan bisa memuat segala hal tentang pelaksanaan organisasi, seperti tentang jalur administrasi lembaga, jalur koordinasi, aturan tentang komisariat, mekanisme pola kaderisasi Sapma, sanksi-sanksi atau reward dan hal lain yang bisa menunjang berjalannya organisasi Sapma. Dan untuk beberapa hal yang bersifat umum, bisa menjadi acuan bersama oleh Sapma PP di semua tingkatan.

Fokus utama
Ada beberapa pasal pada AD/ADT dan PO Pemuda Pancasila dan Sapma yang perlu diingat dan dipahami agar menjadi acuan bagi seluruh anggota Pemuda Pancasila diantaranya yaitu :
1)      AD PP pasal 6 menyatakan bahwa organisasi PP berstatus organisasi sosial kemasyarakatan, dimana diartikan bahwa segala yang dilakukan patutlah berorientasi kepada upaya-upaya sosial kemasyarakat secara umum. Ini harusnya selaras dengan program-program kerja PP yang harus secara langsung bersentuhan dan bisa dirasakan masyarakat.
2)      AD PP pasal 8 poin 5 menyatakan bahwa 5 dari pokok perjuangan organisasi PP adalah melahirkan kader PP sebagai kader bangsa. Hal ini bisa dimaknai bahwa Sapma sebagai salah satu lembaga di PP dituntut dapat menghasilkan kader yang sekiranya didapat melalui suatu proses kaderisasi yang terintegrasi dan terukur sehingga hasilnya pun akan baik.
3)      Pada AD pasal 9 dan 11 AD terdapat kata-kata “diatur dalam Anggaran Rumah Tangga”, hal itu menandakan bahwa tidak semua diatur dalam AD, sehinga perlu ada aturan tambahan diluar AD. Hal ini dilakukan mengingat banyak hal penting yang dirasa perlu untuk dijadikan sebuah aturan sejauh tidak bertentangan dengan AD (lihat Pada AD, bab XVI pasal 29)
4)      Pada AD bab XII (7 pasal) disebutkan beberapa jenis rapat atau musyawarah yang ada pada semua tingkatan. Jika diperhatian, bab ini merupakan bab yang paling banyak mengandung pasal. Hal itu bisa dimaknai bahwa secara administrative dan secara prinsip bahwa permasalahan apapun hendaknya harus diselesaikan dengan cara musyawarah.
5)      Pada AD Bab XVII pasal 30 tentang penutupan, dinyatakan bahwa AD yang sebelumnya dinyatakan tidak berlaku lagi dan diganti dengan yang baru. Ini mengandung arti bahwa aturan-aturan yang terdahulu tidak batal/tidak sah demi hukum sejak peraturan baru terbit. Ini berlaku untuk semua peraturan yang sama yang dibuat (AD/ADR/PO/ atau semacamnya).
6)      Pada ART PP bab I, pasal 1 sampai 5 dijelaskan mengenai ikrar, tekad, semboyan,salam perjuangan dan lagu perjuangan yang harusnya diketahui dan dipahami dengan benar oleh seluruh kader PP.  
7)      Pada ART bab III tentang keanggotaan disebutkan bahwa keanggotaan PP terdiri dari 4 (pasal 8) yang  salah satunya adalah anggota Kader, dimana kader memiliki sedikit perbedaan dari pada anggota biasa (pasal 10 dan Bab VII pasal 20 tentang kader). Dan pada pasal 13 poin 2 dinyatakan bahwa mengenai keanggotaan Lembaga dan Badan diatur dalam PO tersendiri.
8)      Pada ART babb XIII, pasal 36 poin 4 dinyatakan bahwa Sapma merupakan perwakilan dalam wadah kepemudaan dan merupakan lembaga dari PP (poin 1). Segala sesuatu mengenai Sapma diatur didalam PO
9)      Sebagai anggota Sapma haruslah mengetahui dan memahami isi dari PO Sapma. Ada beberapa yang harus secara mendalam dikaji dan diimplementasikan, diantaranya mengenai Fungsi dan Tugas (Bab III), Komposisi kepengurusan (bab VI), dan Mekanisme pembentukan (VIII). Khusus untuk fungsi dan tugas ada beberapa kata kunci yang bisa ditemukan didalamnya, diantaranya : Pembinaan prestasi, pemberdayaan, sumber kader, melaksanakan,penggalangan anggota. Bahkan kata pembinaan diulang sampai dua kali pada poin terakhir. Hal ini menandakan bahwa pembinaan melalui proses perkaderan merupakan yang utama harusnya dilakukan oleh Sapma. 

Dengan mengetahui dan memahami diantaranya beberapa hal diatas, kader diharapkan dapat dengan benar menjalankan organisasi, dan lebih jauh dapat melakukan pengembangan-pengembangan yang sifatnya inovatif dan kreatif demi kemajuan lembaga Sapma dan PP. Upaya untuk mengatur dengan menggunakan aturan yang akhirnya menimbulkan keteraturan pada prinsipnya bisa dilakukan, dan harus ada jika ingin ada perbaikan. Itu bisa dibuat dengan tidak melanggar aturan-aturan dasar yang telah ada. 

Untuk bisa membuat atau merancang suatu aturan bukanlah pekerjaan satu atau dua hari, namun dengan observasi dan kajian secara komprehensif didasari atas situasi dan kondisi yang terjadi. Dan karena dibuat untuk organisasi, yang notabanenya terdiri dari berbagai macam individu dan pemikiran, maka perlu ada musyawarah dan kesepakatan dari semua elemen sebelum akhirnya dijadikan sebuah kebijakan yang nantinya digunakan. 


Resume : 
  •  Pengertian Organisasi adalah Sekumpulan orang yang memiliki kesamaan pandangan dan berusaha untuk mencapai tujuan tertentu
  •   Tujuan yang dimaksud bisa dicapai melalui sarana berupa rule / peraturan yang biasa disebut AD/ART
  •  Pemuda Pancasila adalah Organisasi Sosial Kemasyarakatan
  • Anggaran Dasar Pemuda Pancasila mengatur tentang hal-hal yang sifatnya dasar/fundamental dan prinsipil
  • Anggaran Dasar  Pemuda Pancasila terdiri dari 17 Bab dan 30 Pasal
  • Anggaran Rumah Tangga Pemuda Pancasila mengatur tentang hal-hal yang sifatnya operasionalitas
  • Anggaran Rumah Tangga terdiri dari 19 bab dan 72 pasal
  • Peraturan Organisasi SAPMA PP Kota Bandung  mengatur hal-hal yang sifatnya teknis / merupakan penjabaran yang paling teknis dari seluruh peraturan yang ada di SAPMA Pemuda Pancasila dan berlaku secara regional di wilayah kerja SAPMA PP Kota Bandung saja dan dibuat berdasarkan kebutuhan yang berlaku di dalam organisasi (kondisional)
  • Secara prinsip SAPMA adalah alat kelengkapan kerja dari Pemuda Pancasila
  • Hubungan kerja antara SAPMA dengan MPN/MPW/MPC Pemuda Pancasila sesuai dengan tingkatan seiap wilayah adalah Instruktif Koordinatif (M n'M)

Hubungan Antara Kegiatan Komunikasi Kelompok Dengan Kohesivitas Kelompok Pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila

Skripsi oleh :  Raden Orchide Damanugraha
Raden Orchide Damanugraha

ABSTRAK

Raden Orchide Damanugraha, NPM 210111060638, 2010, Jurusan Manajemen Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran, Kampus Bandung. Skripsi ini berjudul “Hubungan Antara Kegiatan Komunikasi Kelompok Dengan Kohesivitas Kelompok Pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila”. Sebagai pembimbing utama Drs. Pramono Benyamin, M.Pd dan pembimbing pendamping Drs. Hary Muharam, M. Si.

Tujuan penelitian ini adalah pertama untuk  mengetahui hubungan antara aktivitas (activity) dengan kohesivitas kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung. Kedua untuk  mengetahui hubungan antara interaksi (interaction) dengan kohesivitas kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung. Ketiga untuk mengetahui hubungan antara perasaan (sentiment) dengan kohesivitas kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung.

Penelitian ini menggunakan metode korelasional, yaitu penelitian yang berujuan untuk meneliti  hubungan diantara variabel-variabel. Teknik uji validitas yang digunakan adalah Rank Spearmen dan teknik uji reliablitas menggunakan Alpha Cronbach. Pada penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran angket, wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. Penelitian dilakukan di Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung, dan pengambilan sampel menggunakan metode sampling acak sederhana sebanyak 39 orang anggota.


Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, yaitu Komunikasi Kelompok yang meliputi aktivitas, interaksi, dan perasaan dengan Kohesivitas Kelompok Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini disebabkan karena adanya komunikasi kelompok yang efektif berupa aktivitas, interaksi, dan perasaan, maka akan menciptakan kohesivitas kelompok diantara anggota SAPMA Pemuda Pancasila.

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat hubungan yang signifikan  antara Komunikasi Kelompok dengan Kohesivitas Kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung.

Saran dari penelitian ini adalah agar komunikasi kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung dapat terbentuk kearah yang lebih  positif agar dapat membentuk kohesivitas yang positif pula. Peningkatan durasi proses kegiatan komunikasi kelompok Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung untuk menciptakan kesamaan sikap, nilai, serta perilaku yang mengarah kepada kohesiviats kelompok SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. 

ABSTRACT

Raden Orchide Damanugraha, NPM 210111060638, 2010, Programm Study of Communication Management, Faculty of Communication, Padjadjaran University. The title of this Final Project is “The Correlations Between Group Communication Activity With Group Cohessiveness At Sapma Pemuda Pancasila. As the supervisior is Mr. Pramono Benyamin, Drs., M.Pd. and as the co- supervisior is Mr. Hary Muharam, Drs.,M.Si.,
            The purposes of these final project are to know the correlations between activity and group cohessiveness at SAPMA Pemuda Pancasila Bandung City,  to know the correlations between interaction and group cohessiveness at SAPMA Pemuda Pancasila Bandung city, and to know the correlations between sentiment and group cohessiveness at SAPMA Pemuda Pancasila Bandung City.

The research used the correlationts metods, is the metods for search the correlation between the variables. The validity test used the Rank Spearman and the reliability test used the Alpha Cronbach. To gain the data in these research are through devided the quesitioner, interview, observation, and literature study. The research held at Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Bandung, and the sample is taken by used simple random sample metods and get 49respondent who are SAPMA Pemuda Pancasila Bandung City member’s.

The result of these research, there are significant correlations between variable X nda variable Y, which The Group Communication including activities, interactions, and sentiments with Group Cohessiveness at Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Bandung. It’s because, there are the effective group communication communication which including activies, interactions, and sentiments, sothat it will make the group cohesiveness between SAPMA Pemuda Pancasila member’s.

The resume of theses research, there are significant correlations between Group Communication with Group Cohessiveness at Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Bandung. 

The advice of the research are group communication at SAPMA Pemuda Pancasila hopefully can made to the positive ways, so that will also build the positive group cohessiveness. Increasing the duration of group communication activities prosess at SAPMA Pemuda Pancasila for make the same attitude,value, and behavior which going to group cohessiveness SAPMA Pemuda Pancasila.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
  •  Terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas kelompok (group activity) dengan kohesivitas kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini disebabkan karena adanya aktivitas kelompok yang efektif pada SAPMA, maka akan terbentuk  kohesivitas kelompok SAPMA.
  • Terdapat hubungan yang signifikan antara interaksi kelompok  (group interaction) dengan  kohesivitas kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini disebabkan karena adanya interaksi antar anggota SAPMA yang terus menerus, maka akan membentuk kohesivitas kelompok SAPMA.
  • Terdapat hubungan yang signifikan antara perasaan kelompok (group sentiment) dengan kohesivitas kelompok pada Satuan Pelajar Mahasiswa (SAPMA) Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini disebabkan karena adanya perasaan positif antar anggota SAPMA, maka mempengaruhui terbentuknya kohesivitas kelompok SAPMA.

Saran
  • Kohesivitas kelompok  pada SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung sangatlah bergantung pada kegiatan komunikasi kelompok yang terjadi. Kegiatan komunikasi kelompok SAPMA Pemuda Pancasila yang terdiri dari aktivitas, interaksi, dan perasaan yang ada, diharapkan dapat terbentuk kearah yang positif, sehingga kohesivitas kelompok pada SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung akan terbentuk kearah positif pula.
  • Proses kegiatan komunikasi kelompok melalui aktivitas SAPMA kiranya durasinya dapat ditingkatkan. Karena apabila durasi aktivitas yang terjadi semakin sering, maka proses interaksi dan pembentukkan perasaan dapat semakin efektif, yang nantinya akan menciptakan kesamaan sikap, nilai, serta pola perilaku yang mengarah kepada kohesivitas kelompok SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
 





Senin, 08 November 2010

Hubungan Kredibilitas Ketua Organisasi Dalam Kegiatan “Latihan Kaderisasi” Dengan Sikap Anggota Baru Terhadap Organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung

Skripsi olehEga Muharya Putra

Ega Muharya Putra

ABSTRAK

            Ega Muharya Putra, 210111080012, Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Kampus Bandung. “Hubungan Kredibilitas Ketua Organisasi Dalam Kegiatan “Latihan Kaderisasi” Dengan Sikap Anggota Baru Terhadap Organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung”. Dosen Pembimbing : Dr. Suwandi Sumartias, M.Si. selaku pembimbing utama dan Trie Damayanti, S.Sos., M.Si. selaku pembimbing pendamping.
            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara kredibilitas ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota baru yang mengikuti kegiatan “Latihan Kaderisasi” SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung sebanyak 100 orang dengan sampel 79 orang dihitung menggunakan metode acak sederhana. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji koefisien korelasi Rank Spearmen (Rs) untuk mengetahui adanya hubungan antar variabel. Sementara itu, untuk mengumpulkan data peneliti menyebarkan angket, melakukan wawancara, observasi, dan studi kepustakaan. 
Hasil penelitian menunjukan bahwa dari sembilan sub hipotesis yang diajukan seluruhnya diterima. Pengujian keseluruhan menunjukan ada hubungan antara kredibilitas ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Kesimpulan terdapat hubungan yang cukup berarti antara kredibilitas ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancassila Kota Bandung.
            Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis menyarankan agar Ada baiknya kredibilitas yang dimiliki ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” yang dinilai sudah cukup baik ini, lebih ditingkatkan lagi dalam rangka membentuk dan meningkatkan rasa memiliki oleh anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung, dalam hal memberikan informasi tentang organisasi SAPMA sudah cukup baik, namun untuk dapat lebih meningkatkan lagi dalam hal meyakinkan atau mempersuasif anggota baru, sehingga setelah kegiatan “Latihan Kaderisasi” ini diharapkan memiliki anggota yang lebih loyal terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.  


ABSTRACT

            Ega Muharya Putra, 210111080012, Public Relations Faculty of Communication Sciences Campus University of Padjadjaran in Bandung. “The Correlational Study of Credibility a head of the Pemuda Pancasila SAPMA Organizations in “Exercise Kaderisasi” With Attitude New Member SAPMA Pancasila Youth Organization Against Bandung”, Dr. Suwandi Sumartias, M.Si. as the first counselor and Trie Damayanti, S.Sos., M.Si. as second counselor.
            This study aims to identify the relationship between Credibility a head of the Pemuda Pancasila SAPMA Organizations in “Exercise Kaderisasi” With Attitude New Member SAPMA Pancasila Youth Organization Against Bandung. This study uses co-relational methods. The population in this New Member SAPMA Pancasila Youth Organization Against Bandung”, according in “Exercise Kaderisasi” participants were 100 people with total sample of 79 people which is calculated using Spearman rank correlation coefficient test (Rs) to investigate the relationship between variables. Meanwhile, for collecting data, the author distributes questionnaire, asks interview, does observation, and conducts literature study.
            The research shown that all nine sub hypothesis were accepted. The overall test did show the relations between Credibility a head of the Pemuda Pancasila SAPMA Organizations in “Exercise Kaderisasi” With Attitude New Member SAPMA Pancasila Youth Organizations Agains Bandung From the statistical calculations we concluded there is a significant between Credibility a head of the Pemuda Pancasila SAPMA Organizations in “Exercise Kaderisasi” With Attitude New Member SAPMA Pancasila Youth Organization Against Bandung.
            Based on these result, the authors suggested that the head of an organization that provides materials about the organization SAPMA to further increase the credibility to deliver in accordance with the actual situation in the organization SAPMA, by providing an overview of activities undertaken by organizations with accompanying pictures or video show about the activities SAPMA, so that new member could be more excited about getting the information or picture about the state of SAPMA organizations, in terms of providing information about the organizations SAPMA good enough, but to further enchance its in terms of longer convincing of persuasif new members, so that after the “Exercise Kaderisasi” This expected to have members who are more loyal to the organization Pemuda Pancasila SAPMA Bandung.  



KESIMPULAN DAN SARAN
  
Kesimpulan

            Berikut ini adalah kesimpulan penelitian yang diharapkan mampu menjawab identifikasi masalah dan tujuan penelitian mengenai “Hubungan Kredibilitas Ketua Organisasi Dalam Kegiatan “Latihan Kaderisasi” Dengan Sikap Anggota Baru Terhadap Organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung”. Dari hasil penelitian dan analisis data yang diperoleh langsung dari lapangan maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan kredibilitas ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Berikut ini adalah hasil penelitian dan analisis data yang menghubungkan variabel kredibilitas dan variabel sikap, yaitu :
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara kredibilitas ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Maksud hubungan dengan kategori cukup berarti disini adalah, ketua organisasi memiliki sifat dan sikap yang tercermin dengan kredibilitasnya sebagai seorang komunikator atau pembicara dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi”. Sehingga mampu untuk dapat membentuk dan mengubah sikap anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Dalam hal ini pesan dan informasi yang disampaikan oleh ketua organisasi dapat diterima dan diserap dengan cukup baik oleh komunikannya yaitu anggota baru SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara keahlian ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap kognisi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal tersebut menunjukan bahwa ketua organisasi menguasai materi dan dapat menyampaikan materi tentang organisasi SAPMA dengan cukup baik sehingga akan membawa dampak yang positif terhadap sikap anggota baru mengenal dan memahami organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.  
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara keahlian ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap afeksi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Dapat disimpulkan bahwa keahlian yang dimiliki ketua organisasi dapat mempengaruhi sikap afeksi anggota baru atau sikap emosional mereka dengan cara mempersuasif mereka untuk merasa senang terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara keahlian ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan kaderisasi” dengan sikap konasi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Dilihat dari faktor indikator yang terdiri dari penguasaan materi, kemapuan menyampaikan dan menjawab pertanyaan anggota dengan baik dan benar dalam menyampaikan pesan dapat mempengaruhi sikap konasi, yaitu dengan anggota baru siap berpartisipasi, mendukung dalam kegiatan organisasi SAPMA dan menginformasikan organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota bandung Kepada orang lain.
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara keterpercayaan ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap kognisi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini menjelaskan bahwa pengetahuan anggota baru akan organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung semakin bertambah karena komunikator memiliki kepercayaan dalam menyampaikan materi.
  • Terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara keterpercayaan ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap afeksi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini ditunjukan dengan sikap anggota baru yang senang terhadap informasi tentang organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung dengan keterpercayaan ketua organisasi yakni, memberikan informasi sesuai fakta yang ada di organisasi, selalu berbicara sopan dan berpengalaman di dalam organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
  • Terdapat hubungan yang rendah tapi pasti antara keterpercayaan ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap konasi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini ditunjukan dari ketua organisasi menyampaikan materi sesuai fakta yang ada di organisasi dan selalu berbicara sopan dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi”, dan merupakan orang yang berpengalaman di dalam organisasi maka dapat mengubah sikap konasi anggota baru dengan cara siap untuk berpartisipasi dalam organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung, mendukung kegiatan organisasi SAPMA, serta menginformasikan kegiatan organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung kepada orang lain.
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara daya tarik ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisai” dengan sikap kognisi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini diindikasikan dengan ketua organisasi dengan berpenampilan rapi dan sopan, ketua organisasi akrab dengan anggota dan supel dalam menyampaikan materi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap kognisi anggota baru yaitu anggota baru mengenal organisasi SAPMA, dan memahami tentang organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara daya tarik ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap afeksi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal ini terlihat dari ketua organisasi berpenampilan rapi dan sopan, komunikator akrab dengan anggota baru, dan supel dalam menyampaikan materi  di dalam kegiatan “Latihan kaderisasi” dengan sikap afeksi anggota baru yang ditunjukan dengan anggota baru senang dan puas terhadap informasi tentang organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
  • Terdapat hubungan yang cukup berarti antara daya tarik ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” dengan sikap konasi anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung. Hal tersebut menunjukan bahwa ketua organisasi berpenampilan rapi dan sopan, komunikator akrab dengan anggota baru, dan supel dalam menyampaikan materi di dalam kegiatan “Latihan kaderisasi” dengan sikap konasi anggota baru yang ditunjukan dengan anggota baru untuk siap berpartisipasi dalam kegiatan organisasi SAPMA, kesediaan anggota untuk mendukung kegiatan organisasi SAPMA, dan untuk menginformasikan organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung kepada orang lain.

Saran

            Setelah melakukan analisis dan diambil kesimpulan maka saran – saran yang dapat diberikan antara lain adalah :
1.      Ada baiknya kredibilitas yang dimiliki ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” yang dinilai sudah cukup baik ini, lebih ditingkatkan lagi dalam rangka membentuk dan meningkatkan rasa memiliki oleh anggota baru terhadap organisasi SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
2.      Kepada ketua organisasi dalam hal memberikan informasi tentang organisasi SAPMA dan Pemuda Pancasila sudah cukup baik, namun untuk dapat lebih meningkatkan lagi dalam hal meyakinkan anggota baru terhadap tujuan organisasi SAPMA, sehingga setelah kegiatan “Latihan Kaderisasi” ini diharapkan memiliki anggota yang lebih loyal terhadap SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung.
Demikian saran – saran dari peneliti mengenai kredibilitas ketua organisasi dalam kegiatan “Latihan Kaderisasi” SAPMA Pemuda Pancasila Kota Bandung, semoga saran – saran tersebut dapat menjadi masukan yang berarti dan bersifat membangun.



Minggu, 07 November 2010

Tan Malaka, Revolusioner Indonesia yang Terbuang

Tan Malaka
 Tulisan oleh : Malikkul Shaleh

“Jikalau saya, seorang Soekarno dan Bung Hatta tidak lagi memimpin Bangsa Indonesia ini, maka yang harusnya menggantikan kami sebagai pemimpin bangsa ini adalah orang yang seperti TAN MALAKA,” ujar Soekarno. Tapi DIA tersisih, sendiri, dan dibuang. Namun goresan-goresan pena ide dan gagasannya untuk Indonesia telah menjadi pelipur laranya dari ketidakadilan dan kesewenang-wenangan. Harapannya untuk bisa mewujudkan “Indonesia Merdeka 100 Persen” tersirat sangat dalam dari semua karya-karyanya dan kesaksian-kesaksian sejarah yang terus mencoba mengenali kemisteriusan sosoknya. Harapan itu masih ada (kah?.

Tersamarnya keberadaan Tan Malaka selama setengah masa hidupnya bukanlah karena alasan tuntutan peran politiknya dipuncak kekuasaan, tapi lebih karena tuntutan ideologis, berkaca dari situasi dan kondisi penderitaan rakyat Indonesia saat itu. Konsekuensi ini yang membuat ruang geraknya terbatas, sehingga Tan Malaka harus berjuang dari penjara ke penjara. Bahkan upaya untuk benar-benar menghentikan langkahnya, harus ditempuh dengan pembunuhan dirinya. Hal ini tentu merupakan pengkhianatan kepada pengagas ibu pertiwi yang selalu setia menjadi wakil dari tangisan rakyat. Sejarah telah terlihat dan terungkap hanya untuk para pemenang atau hero, namun tidak untuk seorang Minang yang satu ini, karena kebenaran itu sengaja dikubur dan dibenamkan dilubang kebusukan para penguasa.

Semua karya yang telah ditulisnya adalah inspirasinya yang didapt dari kondisi Indonesia saat itu. Terutama rakyat Indonesia, situasi dan kondisi nusantara serta kebudayaan, sejarah lalu diakhiri dengan bagaimana mengarahkan pemecahan masalahnya. Cara pencapaian menuju Republik Indonesia telah menjadi pemikirannya dan tercetus sejak 1925 lewat karyanya Naar de Republiek Indonesia. Jika membaca karya-karya Tan Malaka yang meliputi semua bidang kemasyarakatan, kenegaraan, politik, ekonomi, sosial, kebudayaan sampai kemiliteran (Gerpolek-Gerilya-Politik dan Ekonomi, 1948), maka akan ditemukan benang putih keilmiahan dan ke-Indonesia-an serta benang merah kemandirian, sikap konsisten yang jelas dalam gagasan-gagasan serta perjuangannya (Anonim, 2010).

Ketika kita mencoba mengenal sosok Tan Malaka melalui karya-karyanya, maka akan tersirat dengan sangat mendalam bahwa beliau adalah seorang tokoh pemikir yang memiliki kemampuan menganalisis dan mencermati segala permasalahan secara subjektif.

Ini terlihat dari ide gagasannya yang memiliki ciri khas dibentuk dengan cara berpikir ilmiah berdasarkan ilmu bukti, Bersifat Indonesia sentris, Futuristik dan Mandiri, konsekwen serta konsisten. Tan Malaka menuangkan gagasan-gagasannya ke dalam sekitar 27 buku, brosur dan ratusan artikel di berbagai surat kabar terbitan Hindia Belanda. Karya besarnya “MADILOG” mengajak dan memperkenalkan kepada bangsa Indonesia cara berpikir ilmiah bukan berpikir secara kaji atau hafalan, bukan secara “Text book thinking”, atau bukan dogmatis dan bukan doktriner (Anonim, 2010 dalam Brainwashed, 1999).

Cara berfikir seperti ini lah yang diharapkan bisa terus berkembang oleh semua orang saat ini, terutama para pemikir-pemikir Indonesia. Cara melihat suatu permasalahan hendaknya tetap memandang nilai-nilai kemanusiaan dan kerakyatan sebagai subjek yang tidak akan lekang oleh dinamisasi ruang waktu. Jangan pernah menganggap bahwa kemajuan zaman telah bisa memasung hak-hak mereka yang tidak mengeti apa-apa. Zaman bisa timbul dan tenggelam, rezim bisa berganti tanpa ada batasan karena tuntutan perkembangan dunia, tapi hakikat kesejahteraan dan kemakmuran rakyat harus diatas segalanya.(Mn'M)